Buchtar Tabuni Ditangkap dan Dipaksa Mengaku Sebagai Dalang Penembakan Misterius
Oleh : The Boven Digoel Post
Jayapura, Bodipost – Ketum KNPB Buchtar Tabuni ditangkap Polda Papua, Kamis (7/6) sekitar pukul 13.00 WIT setelah dia menghadiri pertemuan antara Komisi A DPRP bersama elemen masyarakat guna membahas serangkaian aksi penembakan misterius (Petrus) di Kota Jayapura akhir-akhir ini diruang Banggar DPRP, Jayapura.
Bersama Buchtar, dua anggota KNPB masing-masing Riber Weya dan Hengki Alua juga ditangkap. Polisi kemudian membebaskan Hengki Alua, Jumat (8/6) sore kemarin, sementara Buchtar dan Riber masih mendekam di Tanahan Mapolda Papua.
Henky Alua kepada para wartawan mengatakan Polisi menyiksa dan memaksa mereka agar mengaku sebagai pelaku penembakan terhadap warga Jerman dan warga lainnya yang dalam beberapa hari terakhir menjadi korban penembak misterius.
“Sejak kami ditangkap di depan Saga Mall, aparat langsung memperlakukan kami dengan brutal. Sopir dapat pukul, kami tiga dapat pukul juga. Trus, selama pemeriksaan polisi pukul dan paksa kami mengaku sebagai pelaku pembunuhan yang terjadi selama ini’, tutur Alua.
“Mereka perlakukan kami seperti teroris, kami minta untuk hubungi pengacara tapi tidak diijinkan, lalu kami dipukul”, kata Alua menggambarkan tindakan Polisi yang brutal dan terus menghalangi agar Buchtar Cs tidak berhubungan dengan pengacara hukum.
KNPB dalam Press Releasenya yang diterima media ini menyatakan penangkapan Ketum KNPB Buchtar Tabuni bersama 2 rekannya Riber Weya dan Hengky Alua merupakan skenario Indonesia melalui Polda Papua untuk mengalihkan isu pelanggaran HAM yang dilakukan oleh TNI/Polri.
KNPB juga menilai penangkapan tersebut sebagai upaya menutupi ketidakmampuan kepolisian mengungkap pelaku-pelaku penembakan di Papua, dengan modus mengkambinghitamkan gerakan perlawanan damai yang dilakukan KNPB.
“Kami menuntut: (1) Bebaskan Buchtar Tabuni,cs dan usut pelaku pelanggar HAM di Papua; (2) Solidaritas Internasional dalam penyelesaian masalah Papua Barat; (3) Selesaikan persoalan Papua melalui referendum yang damai, demokratis dan final,” tulis KNPB dalam Press Release tersebut.
Sampai berita ini diturunkan, Buchtar dan Riben masih ditahan di Mapolda Papua. Sementara Polisi terus mengintimidasi mereka tanpa henti agar mengaku sebagai pelaku penembakan misterius yang akhir-akhir ini menghantui warga Kota Jayapura.***